Setelah sekian lama ditinggal, akhirnya kepikiran juga untuk menggunakan kembali Slackware (14.1). Tadinya saya ingin menggunakan Porteus yang sejatinya merupakan turunan dari Slackware. Hanya saja, karena Porteus dikhususkan untuk kegunaan portable, dan yang mengembangkan Porteus juga menyarankan untuk menginstall Slackware (jika ingin digunakan sebagai full OS), maka mau tidak mau saya pun menginstall Slackware.
Seperti masalah yang terjadi di Linux Mint, untuk VGA Intel yang integrated itu memang sulit untuk dicarikan solusinya (apalagi masalah tersebut hanya bisa benar-benar fixed di 32bit). Karena Axioo Pico ini sudah mendukung 64bit, saya install Slackware 64bit juga. Long story short, Slackware bisa berjalan mulus di Axioo Pico setelah beberapa setting.
Installasi saya lakukan menggunakan USB flashdisk (saya gunakan YUMI untuk membuat bootable USB drive di Unlisted ISO via Syslinux). Konfigurasi syslinux diedit dulu sebelum flashdisk bisa digunakan untuk boot Slackware. Dari beberapa percobaan, banyakan gagalnya daripada berhasil. Tapi, mungkin karena saya saja yang tidak mengikuti tutorial yang ada.
Flashdisk yang saya gunakan ini ternyata tidak sepenuhnya bisa digunakan untuk menginstall Slackware karena mungkin saya salah dalam memount flashdisk sebagai CD/DVD saat diminta source file installasi. Karena merasa gagal dengan hanya mengandalkan YUMI, akhirnya saya coba langkah installasi dengan isohybrid. File iso saya dd ke sdcard (microSD) 8GB (kebetulan saya tidak punya flashdisk lagi untuk digunakan karena FD 4GB yang saya punya selalu I/O error).
Nah, dengan YUMI saya boot ke Slackware installer, dan microSD 8GB untuk mount CD/DVD sebagai source filenya. Dengan begini, proses installasi bisa berjalan normal. Saya pilih install 'expert' untuk memilih paket-paket yang saya ingin install dan mana paket yang ingin saya buang. Hasilnya?
Slackware belum bisa diboot karena GRUB belum terinstall, sedangkan MBR udah hilang karena salah install bootloader. Huh!!! Tapi, tidak usah khawatir, saya sudah persiapkan Boot Repair, hanya sebentar saja GRUB sudah kembali seperti sediakala, dan Slackware sudah bisa diboot dengan lancar tanpa hambatan.
Cukup segitu saja, lain waktu dilanjut lagi.
Seperti masalah yang terjadi di Linux Mint, untuk VGA Intel yang integrated itu memang sulit untuk dicarikan solusinya (apalagi masalah tersebut hanya bisa benar-benar fixed di 32bit). Karena Axioo Pico ini sudah mendukung 64bit, saya install Slackware 64bit juga. Long story short, Slackware bisa berjalan mulus di Axioo Pico setelah beberapa setting.
Installasi saya lakukan menggunakan USB flashdisk (saya gunakan YUMI untuk membuat bootable USB drive di Unlisted ISO via Syslinux). Konfigurasi syslinux diedit dulu sebelum flashdisk bisa digunakan untuk boot Slackware. Dari beberapa percobaan, banyakan gagalnya daripada berhasil. Tapi, mungkin karena saya saja yang tidak mengikuti tutorial yang ada.
Flashdisk yang saya gunakan ini ternyata tidak sepenuhnya bisa digunakan untuk menginstall Slackware karena mungkin saya salah dalam memount flashdisk sebagai CD/DVD saat diminta source file installasi. Karena merasa gagal dengan hanya mengandalkan YUMI, akhirnya saya coba langkah installasi dengan isohybrid. File iso saya dd ke sdcard (microSD) 8GB (kebetulan saya tidak punya flashdisk lagi untuk digunakan karena FD 4GB yang saya punya selalu I/O error).
Nah, dengan YUMI saya boot ke Slackware installer, dan microSD 8GB untuk mount CD/DVD sebagai source filenya. Dengan begini, proses installasi bisa berjalan normal. Saya pilih install 'expert' untuk memilih paket-paket yang saya ingin install dan mana paket yang ingin saya buang. Hasilnya?
Slackware belum bisa diboot karena GRUB belum terinstall, sedangkan MBR udah hilang karena salah install bootloader. Huh!!! Tapi, tidak usah khawatir, saya sudah persiapkan Boot Repair, hanya sebentar saja GRUB sudah kembali seperti sediakala, dan Slackware sudah bisa diboot dengan lancar tanpa hambatan.
Cukup segitu saja, lain waktu dilanjut lagi.
0 comments:
Post a Comment